KAJIAN MENGENAI FAKTOR PENYEBAB DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI DI OBJEK PARIWISATA BUKIT LAWANG

Krista Surbakti, Permai Yudi

Abstract


PSK (Penjajah Seks Komersial)  atau wanita pelacur adalah wanita yang menjual tubuhnya untuk memuaskan seksual laki-laki siapapun yang menginginkannya, dimana wanita tersebut menerima sejumlah uang atau barang (umumnya dengan uang dari laki-laki pemakainya). Dalam kehidupan sekarang ini keberadaan PSK atau sering disebut WTS ( Wanita Tuna Susila) merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia akan tetapi keberadaan tersebut ternyata masih menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Hal tersebut mungkin sampai sekarang belum ada jawaban yang dirasa dapat mengakomodasi konsep pekerja seks komersial itu sendiri. Hal ini sebagian besar disebabkan karena mereka tidak dapat menanggung biaya hidup. Prostitusi disini bukanlah semata-mata merupakan gejala pelanggaran moral tetapi merupakan suatu kegiatan perdagangan. Kegiatan prostitusi ini berlangsung cukup lama, hal ini mungkin disebabkan karena dalam prakteknya kegiatan tersebut berlangsung karena banyaknya permintaan dari konsumen terhadap jasa pelayanan kegiatan seksual tersebut maka semakin banyak pula tingkat penawaran yang ditawarkan. Jika dilihat dari pandangan yang luas, kita akan mengetahui bahwa sesungguhnya yang dilakukan pekerja seks komersial adalah suatu jaringan perdagangan yang melibatkan banyak pihak. Jaringan perdagangan ini juga membentang dalam wilayah yang lebih luas, yang kadang-kadang tidak hanya didalam suatu negara tetapi beberapa negara.

Oleh sebab itu perlu diakui bahwa eksploitasi seksual, pelacuran dan perdagangan manusia semuanya adalah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan karenanya merupakan pelanggaran martabat perempuan dan juga merupakan pelanggaran berat hak azasi manusia. Jumlah perempuan pekerja seks meningkat secara dramatis diseluruh dunia karena sejumlah alasan ekonomis, sosial dan kultural. Dalam kasus-kasus tertentu perempuan yang terlibat telah mengalami kekerasan patologis atau kejahatan seksual sejak masa anak, lainnya terjerumus agaar dapat memenuhi nafkah yang mencukupi bagi diri sendiri atau keluarganya, beberapa mencari sosok ayah atau relasi cinta dengan seorang pria, lainnya lagi karena untuk melunasi hutang. Banyak diantara mereka memasuki dunia prostitusi karena asumsi bahwa pekerjaan yang ditawarkan akan mengubah hidup mereka.


Keywords


Prostitusi, Objek Pariwisata, Bukit Lawang

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.36764/jc.v4i2.473

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional